Senin, 24 Mei 2010

Di Simpang Tiga Meester Cornelis


Foto ini dipersimpangan jalan Meester Cornelis (kini Jatinegara), akhir abad ke-19. Mungkin saat itu sang fotografer berdiri di sekitar Lapangan Urip Sumohardjo, Jatinegara di perbatasan Matraman-Jatinegara. Di sebelah kiri simpang tiga Meester Cornelis dengan pepohonan lebat di kiri-kanannya jalan raya menuju jurusan Cipinang, Bekasi, Karawang, Cirebon, dan terus ke Jawa Timur. Jalan ini dibangun gubernur jenderal Herman Willem Daendels (1808-1811) dan rampung 1809. Jalan dari Anyer (Banten) ke Panarukan (Jatim) panjangnya 1.000 km.
Di sebelah kanan jalan raya menuju Kampung Melayu, Cawang, Buitenzorg (Bogor), Puncak, Bandung dan terus ke daerah Priangan. Jalan Daendels ke arah selatan ini pembangunannya lebih berat kala itu lebih banyak gunakan tenaga manusia karena melalui daerah pegunungan. Di sebelah kiri jalan ini dulu ada trem kuda, yang meluncur dari Meester Cornelis (kota bagian bawah) menuju kota lama Pasar Ikan, Jakarta Kota yang kala itu mulai ditinggalkan warga Belanda karena iklimnya tidak sehat.
Dulu, Jakarta pernah memiliki trem kuda dari Meester Cornelis ke Pasar Ikan. Pada 1 Juli 1883 selesai dibangun rel trem uap antara Kota-Harmoni, dan kemudian ke Meester Cornelis. Tapi Batavia pernah selama setahun tidak memiliki trem karena terlebih dulu harus membangun rel-rel. Seperti juga jalan-jalan di Jakarta saat ini jadi menyempit dan macet akibat dibangunnya sarana jalan untuk busway. Tapi dulu tidak dilaporkan ada kemacetan karena kendaraan bermotor belum nongol. Rupanya Jakarta sejak bernama Batavia sudah dilanda banjir. Karena di musim hujan trem tak bisa mencapai tujuan terhalang banjir.
Dalam perjalanan menuju Meester Cornelis banyak terdapat pos-pos penjagaan (gardu). Khususnya dipinggiran kota. Tiap malam secara bergiliran ada yang jaga. Tiap jam tong-tong dibunyikan dan dipukul sesuai dengan jam. Bila ada kebakaran, pencurian dan perampokan jam di gardu-gardu dibunyikan saling susul menyusul. Dan penduduk pun keluar rumah untuk ramai-ramai membekuk si penjahat.
oleh : Alwi Shahab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar