Minggu, 23 Mei 2010

Pasar Senen dan Dominasi Sepeda



Inilah Pasar Senen, Jakarta Pusat, yang diabadikan pada 1900 atau 109 tahun lalu. Pasar Senen dibangun pada Agustus 1735 oleh Yustinus Vink, seorang petinggi VOC yang memiliki tanah bejibun di Batavia. Ketika mendatangi Pasar Senen pada saat ini, dipastikan apa yang diabadikan lebih satu abad lalu kini sudah tidak berbekas sama sekali. Toko-toko, jalan, dan lalu lintas yang didominasi sepeda kala itu sudah berubah. Pasar Senen seperti juga saudara kembarnya Pasar Tanah Abang kini sudah merupakan pasar modern yang buka selama 24 jam.

Menjelang Idul Fitri, kita yang mendatangi Pasar Senen harus mau bersusah payah. Setidaknya, bersabar menghadapi kemacetan lalu lintas dan harus siap berdesak-desakan. Melihat foto di bawah ini, betapa nikmatnya mendatangi Pasar Senen kala itu. Para pengendara sepeda dengan santai menggenjot kendaraannya. Sementara itu, pejalan kaki hilir mudik tanpa takut tabrakan.

Toko-toko di Pasar Senen memiliki ciri khas bangunan dari negeri leluhur masyarakat Cina. Karena, sejak terjadi pembantaian orang-orang Cina yang menelan korban ribuan orang pada 1740, mereka banyak yang hijrah ke Senen dan Jatinegara dari Kota. Kekunoan Pasar Senen masih terasa kental termasuk bangunan-bangunanya. Tapi, pada masa Ali Sadikin menjadi gubernur DKI, hampir seluruh bangunan ini dihancurkan dan dibangun Proyek Senen yang modern. Kemudian, oleh gubernur penggantinya, dibangun Atrium Senen. Seolah-olah bersaing dengan Tanah Abang yang dibangun saat bersamaan, Senen tengah bersiap sebagai pusat pertokoan modern di Asia.

Sayangnya, sudah tidak tersisa lagi bangunan-bangunan tempo doeloe sebagai cagar budaya sejarah. Jakarta yang menyandang kota megapolitan dengan penduduk belasan juta jiwa memang harus maju. Tapi, jangan semua dihancurkan dan dihabisi. Tinggalkan juga masa lalu Pasar Senen yang sudah berusia 250 tahun, mengingat pasar yang luasnya enam hektare ini akan menjadi pusat perdagangan modern terpadu yang juga dilengkapi apartemen 30 lantai yang memuat sekitar 2.500 unit kamar yang akan berdiri. Sekali lagi, sisakan juga Senen masa lalu sebagai bagian dari wisata sejarah yang kini justru dikembangkan di kota-kota modern dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar